, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hasil belajar

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hasil belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hasil belajar




Suatu kualitas hasil belajar yang diperoleh mahasiswa tentu saja dipengaruhi
oleh beberapa faktor, dimana faktor-faktor tersebut dialami mahasiswa selama melakukan kegiatan belajar atau pembelajaran. Menurut Muhibbin Syah
(1991:132) secara garis besar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Faktor internal (dari dalam mahasiswa), yakni keadaan jasmani dan rohani.
2. Faktor eksternal (dari luar mahasiswa), yakni keadaan lingkungan sekitar
3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis belajar siswa
yang meliputi srategi dan metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan
pembelajaran materi pelajaran.



Faktor Internal

Dalam faktor internal memiliki dua aspek, yakni aspek fisiologis (bersifat
jasmaniah) dan aspek psikologis (bersifat rohaniah).


Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmani yang menandai tingkat kebugaran organ-organ
dalam tubuh dapat mempengaruhi semangat dan intensitas mahasiswa dalam
mengikuti kegiatan proses pembelajaran.
Kondisi organ-organ khusus mahasiswa, seperti tingkat kesehatan indra pendengar
dan indra penglihat juga sangat mempengaruhi kemampuan mahasiswa dalam
menyerap informasi dan pengetahuan, kususnya yang disajikan dikelas.
Kondisi organ tubuh yang lemah menurunkan kualitas ranah cipta kognitif
sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak membekas. Seseorang
dapat belajar dengan baik harus mengusahakan kesehatan badannya agar tetap
terjamin.

Aspek Psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi
kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran mahasiswa. Namun, diantara
faktor-faktor rohaniah pada umumnya dipandang lebih esensial adalah sebagai
berikut: tingkat kecerdasan/intelegensi mahasiswa, sikap mahasiwa, bakat
mahasiswa; minat mahasiswa, motivasi mahasiswa.


Intelegensi Mahasiswa

Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik
untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan
cara yang tepat (Reber, 1998). Intelegensi bukan hanya membicarakan masalah
otak saja, melainkan kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi memang
harus diakui peran otak dalam hubungannya dengan intelegensi manusia lebih
menonjol daripada organ-organ tubuh lainnya, sehingga peran otak sangat
mempengaruhi dalam pencapaian itelegensi mahasiswa.
Integensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar mahasiswa.
Situasi yang sama, mahasiswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tnggi
akan lebih berhasil dari mahasiswa yang memiliki intelegensi yang rendah.
Walaupun demikian mahasiswa yang memiliki tingkat intelegensi tinggi belum
tentu berhasil dalam belajar.


Sikap Mahasiswa
Sikap adalah gejala yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk
mereaksi atau merespon dengan cara relatif terhadap objek orang, barang, dan
sebagainya baik secara positif maupun negatif. Sikap yang positif pada dosen dan
mata kuliah yang disajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses
belajar mahasiswa tersebut. Sebaliknya, sikap negatif mahasiswa terhadap dosen
dan mata kuliah yang diajarkan, apalagi diiringi dengan kebencian kepada dosen
dapat menimbulkan kesulitan belajar. Hal tersebut juga menentukan progres
belajar mahasiswa.


Bakat Mahasiswa

Pengertian bakat (aptitude) secara umum adalah kemampuan potensial
yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan
datang. Sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk
mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masingmasing.
Menurut Hilgard dalam Slameto (2003:57) aptitude is “the capacity to
learn”. Sehubungan dengan hal tersebut, bakat akan dapat mempengaruhi tinggi
rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Jika mata kuliah yang
diterima mahasiswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya akan lebih
baik. Oleh karena itu adalah hal yang tidak bijaksana apabila orangtua
memaksakan kehendaknya untuk memasukkan anaknya pada jurusan keahlian
tertentu tanpa mengetahui terlebih dahulu bakat yang dimiliki oleh anaknya
tersebut.


Minat Mahasiswa
Hillgard dalam Slameto (2003:57) member rumusan tentang minat adalah
“Interest is persistin tandency to pay attention to and enjoy some activity or
content”. Pengertian minat (interest) secara sederhana adalah berarti
kecenderungan dan kegariahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap
sesuatu.
Minat sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar. Karena mata
kuliah yang dipelajari tidak sesuai dengan minat mahasiswa, kemungkinan besar
mahasiswa tidak akan beajar dengan baik dan optimal.



Faktor Eksternal

Sama halnya dengan faktor internal, faktor eksternal juga terdiri dari dua
macam yaitu: faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial.

Lingkungan Sosial
Ada banyak lingkungan sosial yang dapat mempengaruhi mahasiswa
dalam proses belajar, diantaranya lingkungan kampus dan lingkungan sosial
mahasiswa diluar kampus. Lingkungan sosial di dalam kampus seperti para
dosen, para staf administrasi dan teman-teman kuliah dapat mempengaruhi
semangat belajar mahasiswa. Selanjutnya yang menjadi lingkungan sosial
mahasiswa adalah keluarga, masyarakat, teman-teman sekitar (kos), sedangkan
lingkungan sosial yang paling berpengaruh yaitu orang tua serta keluarga
mahasiswa itu sendiri.

Lingkungan Nonsosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah gedung
perkuliahan dan letaknya, rumah tempat tinggal mahasiswa/kos dan letaknya,
alat-alat/media pembelajaran, keadaan dan waktu. Muhibbin Syah (1995:138)

0 komentar:

Post a Comment