, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Pengaruh Temperatur dan Waktu Pengepresan Lapisan Dalam Terhadap Indikator Kualitas Warna Bahan Utama

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
Pengaruh Temperatur dan Waktu Pengepresan Lapisan Dalam Terhadap Indikator Kualitas Warna Bahan Utama

Pengaruh Temperatur dan Waktu Pengepresan Lapisan Dalam Terhadap Indikator Kualitas Warna Bahan Utama





Temperatur dan waktu pengepresan lapisan dalam secara bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas bahan jas indikator kualitas warna bahan utama. Bentuk pengaruhnya, yaitu berpengaruh negatif yang ditunjukan dari nilai-nilai koefisien regresi yang bertanda negatif. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa jika temperatur dan waktu pengepresan lapisan dalam meningkat, maka kualitas warna bahan utama akan menurun, dan sebaliknya jika temperatur dan waktu pengepresan lapisan dalam menurun, maka kualitas warna bahan utama akan meningkat.
Bahan utama jas yang digunakan dalam penelitian ini telah diketahui bahwa bahan mengandung serat rayon. Lyle (1982:131) menyatakan, bahwa sifat serat rayon akan kehilangan kekuatan pada temperatur 148,9°C dan akan hangus pada temperatur antara 176,7°C dan 204,5°C. Penyetrikaan dengan temperatur 135°C adalah yang sebaiknya digunakan pada bahan dengan jenis serat rayon agar menghasilkan kualitas yang memuaskan.
Pada hasil penelitian menjelaskan bahwa temperatur pengepresan berpengaruh terhadap kualitas warna bahan utama, namun tidak demikian dengan waktu pengepresan, yang artinya bahwa jika nilai temperatur menurun dan waktu pengepresan meningkat, maka kualitas warna bahan utama meningkat. Temperatur pengepresan tertinggi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 140°C (> 135°C), sehingga membuat bahan utama berubah warna.



Pengaruh Temperatur dan Waktu Pengepresan Lapisan Dalam Terhadap Indikator Kualitas Kekuatan Rekat Bahan





Temperatur dan waktu pengepresan lapisan dalam berpengaruh terhadap kualitas bahan jas indikator kualitas kekuatan rekat bahan. Bentuk pengaruhnya, yaitu berpengaruh positif yang ditunjukan dari harga-harga koefisien regresi yang bertanda positif, berarti dapat dijelaskan bahwa bila temperatur dan waktu pengepresan lapisan dalam meningkat, maka kualitas bahan jas indikator kualitas kekuatan rekat bahan akan meningkat, dan sebaliknya bila temperatur dan waktu pengepresan lapisan dalam menurun, maka kualitas bahan jas indikator kualitas kekuatan rekat bahan akan menurun.
Pada proses pengepresan dengan temperatur dan waktu tertentu akan membuat bahan perekat pada permukaan lapisan dalam meleleh, sehingga membentuk lapisan yang tipis dan membentuk ikatan antara permukaan lapisan dalam dengan bahan utama. Semakin tinggi temperatur dan semakin lama waktu pengepresan akan membuat rekatan lapisan dalam pada bahan utama semakin kuat.



Pengaruh Temperatur dan Waktu Pengepresan Lapisan Dalam Terhadap Indikator Kualitas Kerataan Permukaan Bahan Utama




Temperatur dan waktu pengepresan lapisan dalam berpengaruh terhadap kualitas bahan jas indikator kualitas kerataan permukaan bahan utama. Bentuk pengaruhnya, yaitu berpengaruh positif yang ditunjukan dari nilai-nilai koefisien regresi yang bertanda positif, yang berarti bahwa jika temperatur dan waktu pengepresan lapisan dalam meningkat, maka kualitas bahan jas indikator kualitas kerataan permukaan bahan utama akan meningkat, dan sebaliknya jika temperatur dan waktu pengepresan lapisan dalam menurun, maka kualitas bahan jas indikator kualitas kerataan permukaan bahan utama akan menurun.


Pada pengepresan lapisan dalam kufner, temperatur berpengaruh terhadap kualitas kerataan permukaan bahan utama, namun waktu tidak berpengaruh, yang berarti bahwa apabila temperatur meningkat dan waktu menurun, maka kualitas kerataan permukaan bahan utama meningkat, dan sebaliknya apabila temperatur menurun dan waktu meningkat, maka kualitas kerataan permukaan bahan utama menurun.


Kualitas kerataan permukaan bahan utama dapat dilihat dengan ada tidaknya gelembung yang muncul pada permukaan bahan utama setelah bahan jas dilakukan perendaman. Pada saat perendaman terjadi masuknya air pada serat-serat bahan, sehingga membuat serat bahan bergelembung dan panjang serat menyusut. Dengan menyusutnya panjang serat bahan pada bahan jas yang kekuatan rekat bahannya rendah membuat rekatan antara lapisan dalam dengan bahan utama menjadi mudah terlepas, sehingga membuat munculnya ruang-ruang udara diantara rekatan antar bahan. Namun demikian, apabila menyusutnya panjang serat terjadi pada bahan jas yang kekuatan rekat bahannya tinggi, atau temperatur pengepresan tinggi dan waktu pengepresan lama, tidak akan membuat rekatan antar bahan terlepas.


(1) Ada pengaruh temperatur dan waktu pengepresan lapisan dalam terhadap kualitas bahan jas. Bentuk pengaruh temperatur dan waktu pengepresan lapisan dalam terhadap kualitas bahan jas indikator kualitas warna bahan utama adalah negatif, terhadap kualitas kekuatan rekat bahan adalah positif, dan terhadap kerataan permukaan bahan utama adalah positif.


(2) Ada perbedaan antara variasi temperatur 100°C, 120°C ,140°C, antara variasi waktu 4, 6, 8 menit, dan antara temperatur 100°C dari waktu 4, 6, 8 menit dengan temperatur 120°C dari waktu 4, 6, 8 menit dan dengan temperatur 140°C dari waktu 4, 6, 8 menit.


(3) Variasi temperatur dan waktu pengepresan lapisan dalam kufner dan kain gula yang menghasilkan kualitas bahan jas terbaik dalam penelitian ini adalah temperatur 120°C dan waktu 8 menit.


(1) Pada pembuatan jas sesungguhnya apabila tidak menggunakan jenis bahan utama dalam penelitian ini, maka lapisan dalam kufner membutuhkan temperatur dan waktu pengepresan yang lebih tinggi dari temperatur 120°C dan waktu 8 menit, agar menghasilkan bahan jas yang berkualitas.


(2) Pada penelitian lanjutan, dapat ditambahkan variabel bebas selain temperatur dan waktu pengepresan, misalnya variabel penyusutan bahan jas, sehingga dapat diketahui pengaruh yang terjadi pada kualitas bahan jas sebelum dilakukan penyusutan bahan jas.


(3) Pada penelitian lanjutan, kualitas bahan jas indikator kekuatan rekat bahan dan kerataan permukaan bahan utama dapat ditambahkan dengan kondisi sebelum dan sesudah perendaman bahan jas hingga beberapa kali perendaman, agar diketahui perbedaan dan pengaruh yang terjadi sebelum dan setelah perendaman bahan jas hingga beberapa kali perendaman.




DAFTAR PUSTAKA


Alwi, Hasan, dkk. 2005. Kamsus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Arifah, Ida Nur. 2005. Studi Komparasi Mengkeret Kain Tenun Stretch Setelah Pencucian. Skripsi. Semarang: Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
Bane, Allyne. 1974. Tailoring (3rd ed.). New York: Mac Graw-Hills Company.
Corbman, Bernard P. 1983. Textiles: Fiber to Fabric (6th ed.). United States of America: McGraw-Hill.
Draper, W & A. Bailley. 1978. Steps in Clothing Skills. Illinois: Bennet & McKnight Publishing Company.

Hartanto, N Sugiarto & Shigeru Watanabe. 1980. Teknologi Tekstil. Jakarta: Pradnya Paramita.

Lewis, D. S., M. G. Bowers, & M. Kettunen. 1960. Clothing Construction and Wardrobe Planning. New York: The Macmillan Company.

Poeradisastra, Ratih. 2003. Padu Padan Busana Pria: Pedoman Tampil Profesional. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Poespo, Goet. 2005. Pemilihan Bahan Tekstil. Yogyakarta: Kanisius.

Poespo, Goet. 2009. Tailoring: Membuat Blazer dalam Satu Hari. Yogyakarta: Kanisius.
Priyatno, Dwi. 2009. 5 Jam Belajar dengan SPSS 17. Yogyakarta: Andi Penerbit.
Soekarno. 2005. Buku Penuntun Membuat Pola Busana Tingkat Trampil. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sunarto. 2008. Teknologi Pencelupan dan Pencapan Jilid 3 untuk SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Syamwil, R. & A. Kusumastuti. 2009. Pengetahuan Tekstil untuk Busana. Semarang: FT Universitas Negeri Semarang.
Wyllie, Ethel. 1987. Today’s Custom Tailoring (3rd ed.). California: Glencoe Publishing Company.

0 komentar:

Post a Comment