, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

JAHIT TAS ANDA SENDIRI

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
JAHIT TAS ANDA SENDIRI
 cara buat tas dari celana jeans - Cara membuat tote bag dalam enam langkah sederhana

Apakah Anda seorang penjahit pemula atau penjahit terampil, dengan panduan kami yang mudah untuk diikuti, membuat tote bag akan lebih mudah. Lihat video singkat untuk inspirasi dan unduh panduan untuk kami mendapatkan cara menjahit di rumah.

Pilih kain yang cocok untuk anda. Jika Anda menginginkan, tambahkan renda, kantong, pita dan bahkan menukar tali tas berbahan kain dengan sabuk lama. Biarkan imajinasi kreativitas Anda bekerja!
Pandangan atas dari tote bag putih dengan saku digambar tangan dan besi pengait ikat pinggang.

Siap memulai?

Unduh panduan enam langkah untuk menjahit tote bag Anda di rumah. Jika Anda ingin, Anda dapat sesuaikan ukurannya, tambahkan detail Anda sendiri atau tetap sederhana. Bersenang-senang dengan ini!
 

Cara Membuat Tas dari Bahan Kain

 
Bagaimanakah trick menciptakan tas? Menciptakan tas sendiri nyata-nyatanya yaitu gerakan yg mengasikkan. Terkecuali buat mengasah keterampilan, aktivitas ini serta akan menumbuh jiwa usaha. Menjadi, menciptakan tas tak cuma utk dipakai oleh diri sendiri, tetapi pula buat dipasarkan terhadap orang lain. Kalau sukses, sehingga itu mampu menambah pundi-pundi keuangan Kamu. Menarik, bukan?
Tas merupakan ruang yg dipakai utk menaruh barang, supaya gampang dipindah kemana saja. Tidak Cuma soal fungsinya, tas pun tidak jarang dijadikan patokan gaya penampakan satu orang. Diwaktu ini, tas benar-benar telah termasuk juga bidang yg tidak terpisahkan dari dunia fashion.


Di tiap-tiap suasana & program yg tidak sama, pasti Kamu tak akan cuma memanfaatkan satu model tas. Bersama membeli yg baru, kemungkinan bakal terlampaui memakan budget. Menjadi, tak ada salahnya kalau Kamu sejak mulai menciptakan tas sendiri. Lebih murah & berikan tidak sedikit manfaat.
Langkah awal menciptakan tas yaitu bersama memastikan model & bahannya. Model & bahan yg dimanfaatkan utk tas yg mampu dimanfaatkan utk sekolah, belanja ke pasar, & yg difungsikan ke pesta pasti berlainan. Berikut ini trik menciptakan tas bersama menggunakan kain flanel & kain-kain yg telah tak digunakan (kain perca).

Trik Menciptakan Tas Serut Kain Flanel


Datang ke program pernikahan atau ulang thn saudara & teman tidak mau pas seandainya memakai tas yg diperlukan buat sekolah atau ke gunung. Buatlah ukuran yg sedang atau mungil(lumayan buat alat-alat kosmetik, notes & mobile phone). Pilihan bahan yg diperlukan dapat memakai flanel. Supaya terlihat lebih mutakhir, tambahkan hiasan pita, rendra, mute atau asesoris yang lain yg tepat bersama selera Kamu.
Bahan-bahan Cara Membuat Tas dari Bahan Kain :
• Kain flannel, warna-warni
• Hiasan rendra, pita & tali atau asesoris yang lain
• Benang
• Gunting
• Lem

Trik menciptakan :


• Potong kain flanel berbentuk persegi panjang dgn lebar 7 senti meter & tinggi 25 centimeter. Setelah Itu, salah satu ujungnya utk jadi lancip. Buatlah potongan sejumlah 10 hingga 12 kain (makin tidak sedikit sejumlah sehingga tas bakal berukuran lebih gede) tetapi jumlah potongan kain yg dipakai mesti berjumlah ganjil.
• Setelah kain di potong, jahit bidang pinggir kain flanel dgn tepian potongan kain flanel yang lain. Hingga tepian kain mula-mula & terakhir jadi menyatu.
• Potong pita atau renda dgn panjang lebih panjang dari ukuran tas murah flanel.
• Tempelkan hiasan (sanggup berupa pita atau renda) disetiap ujung atau bidang yg dijahit bersama memanfaatkan lem. Sisa renda atau pita yg berada di bawah diikat jadi satu.
• Jika memanfaatkan mute atau manik-manik, sanggup dgn kiat memakai tali benang & jarum, masukkan mute serasi jumlah yg diharapkan dulu jahit mati ke kain panel. Selanjutnya tarik benang & masukkan manik-manik. Demikian selanjutnya, hingga sisi-sisi yg telah ditempel tertutup oleh mute atau manik- manik.
• Lubangi tiap-tiap flanel memakai gunting. Lubang ini buat memasukkan tali. Usahakan lubang yg dibuat mempunyai lubang yg sama. Sebelum digunting, utk pola lingkaran dgn memakai benda yg bulat serasi dgn ukuran tali. Buat menciptakan pola dapat dgn memanfaatkan pensil kusus menjahit. Sesudah selesai, gunting bersama rapi.
• Masukkan tali disetiap lubang-lubang yg telah dibuat.
Nah telah selesai pengerjaan tas serut dgn memanfaatkan bahan kain flanel, enteng bukan?
Trik Menciptakan Tas di Jinjing dari Kain Perca
Tidak Hanya memanfaatkan kain flanel, ada kiat menciptakan tas yg sama tetapi tidak serupa. Sama-sama kain tapi yg difungsikan yaitu kain-kain yg telah tak terpakai. Dikenal bersama sebutan kain perca. Berikut bakal dijelaskan macam mana kiat menciptakan tas bersama memanfaatkan kain perca.

Bahan-bahan Cara Membuat Tas dari Bahan Kain :


• Kain perca, dgn warna bebas
• Mesin jahit (bila menggunakan jahit manual, siapkan benang & jarum)
• Gunting
• Setengah m kain flanel (yg dipakai buat sektor dalam tas)
• Setengah m kain belacu
Trick menciptakan :
• Gabungkan kain-kain perca jadi satu secara dijahit. Utk warna variasikan tiap-tiap potongan kain-kain yg tidak sama warna & wujud jadi hasil dgn warna yg menarik.
• Kain belacu yg telah disediakan dibuat tas secara juga sebagai berikut.
• Potong kain bersama lebar 50 centi meter & panjang 100 centi meter.
• Jahit menempa kantong (sektor yg dijahit yaitu sektor bawah, kanan & kiri).
• Pasang bidang dalamnya lagi dgn memanfaatkan kain flanel, yg dipotong sama bersama kain belacu. Utk seperti tas sama bersama kain belacu.
• Siapkan bidang jinjing/ tali tas, yakni kain belacu yg telah dipotong bersama panjang & lebar disesuaikan dgn tas atau mampu memanfaatkan ukuran 10 centimeter x 100 centimeter. Sesudah selesai lapisi bidang tali dgn kain-kain perca yg telah disatukan, jahit yg rapi.
• Setelah selesai jahit tali kepada sudut kiri & kanan tas (belacu & flanel yg telah dibuat pada awal mulanya).
• Setelah bidang tali di jahit, pasang kain-kain flanel terhadap sektor depan & belakang tas.
Tas jinjing dari kain perca telah selesai dibuat. Gampang, bukan? Tas ini mampu Kamu pakai buat bersantai.
Kiat Menciptakan Tas Ransel Kain Perca
Diawal Mulanya telah diberikan trik menciptakan tas jinjing kain perca. Dulu gimana kalau mau menciptakan tas perca berbentuk ransel? Sama mudahnya. Berikut bahan & kiat menciptakan tas perca berbentuk ransel.

Bahan-bahan :


• Kain katun polos (warna bebas)
• Kain perca bersama motif-motif & warna yg lucu
• Benang sulam (warna disesuaikan bersama kain)
• Kain kapas atau kain flanel (dimanfaatkan buat bidang dalam)
• Busa
• Resleting
• Tali & ring tali
Kiat membuatnya :
• Potong kain katun tepat dgn wujud ransel yg Kamu inginkan.
• Potong busa pas dgn wujud kain katun.
• Satukan & jahit kain katun & busa bersama memakai benang sulam. Jahit yg kuat & rapi cocok dgn ujung pola yg telah digunting.
• Jika mau menempelkain kain perca diseluruh tubuh tas, sebaiknya memilih kain perca dgn motif yg tak demikian jauh warna & wujudnya. Jahit bersama jarum, atau dapat bersama menempelkan kain lebih-lebih dulu bersama memakai lem, baru selanjutnya di jahit.
• Jika mau menciptakan bentuk-bentuk yg serasi dgn pola, buatlah apalagi dulu pola atau gambar yg telah ditentukan terhadap tas. Bila bakal menciptakan pola pohon, mampu memakai potongan perca yg berwarna hijau, gunung bersama kain perca yg berwarna coklat, awan biru & lain sebagainya. Kamu mampu menumpuknya biar lebih nampak tiga dimensi bersama pertolongan kain flanel.
• Sesudah selesai, pasang bidang reseleting bersama rapi.
• Lalu untuk tali dgn memasang ring lebih-lebih dulu.
• Tas kain perca telah siap diperlukan.
Menciptakan tas sendiri terang lebih menguntungkan. Lebih murah & mempunyai manfaat. Biarpun terkesan merepotkan, tapi Kamu bakal mendapat kepuasan tersendiri sesudah membuatnya.
Dari ke-3 kategori trik menciptakan tas di atas, tak menutup mungkin kain flannel & perca diolah jadi bentuk-bentuk yang lain. Contohnya buat men
ciptakan kantong ponsel, boneka kece, taplak meja & benda-benda yang lain. Selamat coba Cara Membuat Tas dari Bahan Kain

Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang cara buat tas dari celana jeans

, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang BUSANA PESTA

. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.
buka mesin jahit : http://pabriktasjogja.com/blog/cara-membuat-tas-dari-bahan-kain/
Continue reading JAHIT TAS ANDA SENDIRI
, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

BUSANA PESTA

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
BUSANA PESTA
 cara membuat pola gaun pesta - Pengertian Busana Pesta Malam

Busana pesta adalah busana yang digunakan pada kesempatan pesta, dimana busana tersebut dibagi menurut waktunya yaitu pagi, siang, malam (Prapti Karomah dan Sicilia S, 1998:8-9). Menurut Enny Zuhny Khayati (1998) busana pesta malam adalah busana yang dipakai pada kesempatan pesta dari waktu matahari terbenam sampai waktu berangkat tidur, baik yang bersifat resmi maupun tidak resmi. Menurut Sri Widarwati (1993:70) busana pesta adalah busana yang dibuat dari bahan yang bagus dan hiasan yang menarik sehingga kelihatan istimewa.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan busana pesta adalah busana yang dikenakan untuk kesempatan pesta dan dibuat lebih istimewa dari busana lainnya, baik dalam hal bahan, desain, hiasan, maupun teknik jahitannya.

    

1.Penggolongan Busana Pesta


Menurut Enny Zuhny Khayati (1998) dan Sri Widarwati (1993) busana pesta dikelompokkan menjadi:

a.         Busana Pesta Pagi

Busana pesta pagi atau siang adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta antara pukul 09.00-15.00. Busana pesta ini terbuat dari bahan yang bersifat halus, lembut, menyerap keringat dan tidak berkilau, sedangkan pemilihan warna sebaiknya dipilih warna yang lembut tidak terlalu gelap.

b.        Busana Pesta Sore

Busana pesta sore adalah busana yang dikenakan pada kesempatan sore menjelang malam. Pemilihan bahan sebaiknya bertekstur agak lembut dengan warna bahan yang cerah atau warna yang agak gelap dan tidak mencolok.

c.         Busana Pesta Malam

Busana pesta malam adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta malam hari. Pemilihan bahan yaitu yang bertekstur lebih halus dan lembut. Mode busana kelihatan mewah atau berkesan glamour. Warna yang digunakan lebih mencolok, baik mode ataupun hiasannya lebih mewah.

d.        Busana Pesta Malam Resmi


Busana pesta malam resmi adalah bu
sana yang dikenakan pada saat resmi, mode masih sederhana, biasanya berlengan tertutup sehingga kelihatan rapi dan sopan tetapi tetap terlihat mewah.


e.         Busana Pesta Malam Gala

Busana pesta malam gala adalah busana pesta yang dipakai pada malam hari untuk kesempatan pesta, dengan ciri-ciri mode terbuka, glamour, mewah. Misalnya : Backlees (punggung terbuka), busty look (dada terbuka), decolette look (leher terbuka) dan lain-lain.

  

   

2.        Karakteristik Busana Pesta


Untuk menghasilkan sebuah busana pesta yang bagus dan bermutu tinggi   perlu   mempertimbangkan   karakteristik  dari   busana   pesta tersebut. Karakteristik busana pesta antara lain :

a)        Siluet Busana Pesta

Menurut Sri Widarwati (1993) siluet busana pesta adalah struktur pada desain busana yang mutlak harus dibuat dalam suatu desain. Siluet adalah garis luar (bayangan) suatu busana (Sicilia Sawitri, 1994:57). Penggolongan siluet dibagi beberapa macam :

1)        Bentuk dasar

Penggolongan siluet menurut bentuk dasar dibedakan menjadi 3, yaitu:

a)        Siluet lurus atau pipa (straigh/tabular)

b)        Siluet lonceng (bell-shape/bouffant shilouette)

c)        Siluet menonjol (bustle shilouette)

2)        Pengaruh tekstur

Siluet berdasarkan pengaruh tekstur dibedakan menjadi 2 yaitu siluet tailor dan siluet draperi.

3)        Kesan usia

Berdasarkan kesan usia, siluet dibedakan menjadi 2 yaitu siluet dengan kesan gadis remaja (flapper shilouette) dan siluet dengan kesan dewasa (mature shilouette)

4)        Bermacam huruf

Berdasarkan bentuk huruf siluet dibedakan menjadi siluet A, H, I, T, Y, S, X, O, dan L.

5)        Bentuk yang ada di alam

Berdasarkan bentuk yang ada di alam siluet dibedakan menjadi 4 yaitu:

a)        Siluet hourglass yaitu mengecil dibagian pinggang. Siluet ini masih dibedakan lagi menjadi 3 yaitu :

(1)      Siluet natural yaitu siluet yang menyerupai kutang atau strapless. Bagian bahu mengecil, bagian dada besar (membentuk buah dada) bagian pinggang mengecil dan bagian rok melebar.

(2)      Pegged skirt yaitu siluet dengan bentuk lebar di bahu, mengecil di pinggang, membesar di pinggul dan pada bagian bawah rok mengecil.

(3)      Siluet flare yaitu siluet dengan bentuk bahu lebar membentuk dada, mengecil di pinggang dan di bagian rok melebar. Pada umumnya siluet ini memakai lengan gembung dan rok pias, rok kerut, dan rok lipit yang lebar.

(4)      Siluet melebarkan badan, siluet ini memberikan kesan melebarkan si pemakai karena menggunakan garis horizontal, lengan kimono, lengan setali, lengan raglan atau lengan dolman.

b)        Siluet geometrik yaitu siluet yang bentuknya berupa garis lurus dari atas ke bawah tidak membentuk tubuh. Siluet geometrik dibedakan menjadi 4 yaitu siluet persegi panjang (rectangle), siluet trapesium (trapeze), siluet taji (wedge), dan siluet tunik ( T shape)

c)        Siluet bustle yang mempunyai ciri khas adanya bentuk menonjol di bagian belakang. Memiliki bentuk asli mengecil dibagian pinggang kemudian diberi tambahan berupa draperi atau kerutan yang dilekatkan atau terlepas.

d)       Siluet pant (celana)

Menurut Sri Widarwati (1993) busana pesta seringkali terbuka bagian atas, seperti model decollate, strapless/bustle, backless, dan lain-lain.

Penerapan siluet pada desain busana menggunakan siluet A yang pada bagian atas sedikit terbuka dengan menggunakan keep untuk menutup bagain dada agar tidak terlihat begitu fulgar.

b)        Bahan Busana Pesta



Bahan yang digunakan untuk busana pesta biasanya dipilih bahan-bahan yang berkualitas tinggi dan mampu menimbulkan kesan mewah. Bahan-bahan tersebut antara lain bahan yang tembus terang seperti bahan brokat, tile, organdi, sifon dan lain – lain (Enny Zuhni Khayati, 1998:2). Sedangkan menurut Sri Widarwati (1993) bahan yang digunakan untuk busana pesta antara lain beledu, kain renda, lame, sutera, dan sebagainya.

Busana pesta yang digunakan pada umumnya adalah bahan yang berkilau, bahan tembus terang, mewah dan mahal setelah dibuat. Menurut Enny Zuhni Khayati (1998:9)

ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan busana yaitu :

(1)   Memilih bahan sesuai dengan desain.

(2)   Memilih bahan sesuai dengan kondisi si pemakai.

(3)   Memilih bahan sesuai dengan kesempatan.

(4)   Memilih bahan sesuai dengan keuangan keluarga.

c)         Warna Busana Pesta

Warna yang digunakan dalam pembuatan busana pesta biasanya kelihatan mewah dan gemerlap, untuk busana pesta malam biasanya menggunakan warna-warna mencolok/cerah, warna-warna yang lembut, seperti ungu, biru muda, dan putih serta warna-warna tua/gelap, seperti merah menyala dan biru gelap (Prapti Karomah dan Sicilia Sawitri, 1998). Sedangkan menurut Sri Widarwati (1993) pemilihan warna busana pesta berbeda, harus disesuaikan dengan kesempatan pestanya. Pada umumnya warna yang digunakan untuk busana pesta malam adalah yang mengandung unsur merah, hitam, keemasan, perak, atau warna-warna yang mengkilap.

d)        Tekstur Bahan Busana Pesta


Tekstur adalah sifat permukaan dari suatu benda yang dapat dilihat dan dirasakan. Sifat-sifat permukaan tersebut antara lain: kaku, lembut, kasar, halus, tebal, tipis, dan tembus terang (transparan), (Sri Widarwati, 1993 : 14). Tekstur terdiri dari bermacam-macam yaitu tekstur kaku, tekstur kasar dan halus, tekstur lemas, tekstur tembus terang, tekstur mengkilap dan kusam (Arifah A Riyanto, 2003 : 47). Menurut Enny Zuhni Khayati (1998) tekstur bahan untuk busana pesta biasanya lembut, licin, mengkilap/kusam, tidak kaku dan tidak tebal dan juga memberikan kesan nyaman pada waktu dikenakan.

    2.        Pola Busana

Pola busana merupakan suatu potongan kain atau kertas, yang dipakai sebagai contoh untuk membuat baju/busana ketika bahan digunting (Porrie Muliawan, 1992). Menurut Widjinin
gsih (1994:1) pola terdiri dari beberapa bagian, yaitu pola badan (blus), lengan, kerah, rok, kulot dan celana yang masih dapat diubah sesuai mode yang dikehendaki. Adapun langkah pembuatan pola adalah sebagai berikut:



a.         Pengambilan Ukuran

Untuk memperoleh pola busana yang pas dan cocok dengan model memerlukan ukuran bagian tubuh model secara tepat dan akurat. Setiap sistem atau metode pembuatan pola kontruksi memiliki jenis kebutuhan tentang ukuran yang berbeda-beda. Sebelum melakukan pengukuran, model yang hendak diambil ukurannya harus menggunakan peter ban dan diikatkan pada bagian-bagian tubuh tertentu hal ini dilakukan untuk memperoleh hasil ukuran yang akuran selain itu atribut busana yang menjadikan tubuh lebih besar harus dilepas. Ukuran yang diperlukan dalam pembuatan busana pesta malam adalah sebagai berikut:

1)      Lingkar Leher (L.L.) : Diukur sekeliling batas leher, dengan meletakkan jari telunjuk di lekuk leher.

2)      Lingkar Badan (L.B.) : Diukur sekeliling badan atas yang terbesar, melalui puncak dada, ketiak, letak sentimeter pada badan belakang harus datar dari ketiak sampai ketiak. Diukur pas dahulu, kemudian ditambah 4 cm, atau diselakan 4 jari.

3)      Lingkar Pinggang (L.PL) : Diukur pas sekeliling pinggang.

4)      Lingkar Pinggang (LP) : Diukur sekeliling pinggang, pas dahulu, kemudian ditambah 1 cm, atau diselakan 1 jari. Untuk pinggang ban rok dan slack. Boleh dikurangi 1 cm.

5)      Lingkar Panggul (L.Pa.) : Diukur sekeliling badan bawah yang terbesar, ditambah 2 cm sebelah atas puncak pantat dengan sentimeter datar. Diukur pas dahulu, kemudian ditambah 4 cm atau diselakan 4 jari.

6)      Tinggi Panggul (T.Pa) : Diukur dari bawah ban petar pinggang sampai di bawah ban sentimeter di panggul.

7)      Panjang Punggung : Diukur dari tulang leher yang menonjol di tengah belakang lurus ke bawah sampai di bawah ban petar pinggang.

8)      Lebar Punggung : Diukur 9 cm di bawah tulang leher yang menonjol atau pertengahan jarak bahu terendah dan ketiak dari batas lengan kiri sampai batas lengan yang kanan.

9)      Panjang Sisi (P.S.) : Diukur dari batas ketiak ke bawah ban petar pinggang di kurangi 2 a 3 cm.

10)  Lebar Muka (L.M.) : Diukur pada 5 cm di bawah lekuk leher atau pertengahan jarak bahu terendah dan ketiak dari batas lengan yang kanan sampai batas lengan yang kiri.

11)  Panjang Muka (P.M.) : Diukur dari lekuk di tengah muka ke bawah sampai di bawah ban petar pinggang.

12)  Tinggi Dada(T.D.) : Diukur dari bawah ban petar pinggang tegak lurus ke atas sampai di puncak buah dada.

13)  PanjangBahu(P.B.) : Diukur pada jurusan di belakang daun telinga dari batas leher ke puncak lengan, atau bahu yang terendah.

14)  Lebar Dada (L.D.) : Diukur jarak dari kedua puncak buah dada. Ukuran ini tergantung dari (B.H.) buste-haouder atau kutang pendek yang dipakai. Ukuran ini tidak dipakai untuk konstruksi pola, hanya untuk ukuran pemeriksa.

15)  Panjang Lengan Blus (P.L.B.) : Diukur dari puncak lengan terus ke bawah lengan sampai melampaui tulang pergelangan lengan yang menonjol.

16)  Lingkar Lubang Lengan (L.L.L.) : Diukur sekeliling lubang lengan, pas dahulu ditambah 2 cm untuk lubang lengan tanpa lengan, dan ditambah 4 cm untuk lubang lengan yang akan dipasangkan lengan.

17)  Ukuran Uji (U.U.) : Diukur dari tengah muka di bawah ban petar serong melalui puncak buah dada ke puncak lengan terus serong ke belakang sampai di tengah belakang pada bawah petar ban.

18)  PanjangRok   : Diukur dari batas pinggang sampai batas yang diinginkan.

    b.        Metode Pembuatan Pola

Pola adalah langkah awal dalam proses pembuatan busana. Pola ada beberapa jenis yaitu pola jadi dan pola yang dibuat langsung. Pola jadi adalah pola yang sudah ada di pasaran seperti majalah atau tabloid. Jenis pola yang sudah jadi yaitu, pola standar, pola rader, pola amplop, pola cetak, pola diagram. Selain pola yang sudah ada, cara untuk mendapatkan pola dengan membuatnya sendiri. Metode pembuatan busana terdiri dari dua macam yaitu :

1)        Drapping

Drapping adalah cara membuat pola atau busana dengan meletakkan kertas tela sedemikian rupa di atas badan seseorang yang akan dibuatkan busananya mulai dari tengah muka menuju ke sisi dengan bantuan jarum pentul (Widjiningsih, 1990 :1).

Untuk memperoleh bentuk yang sesuai dengan bentuk badan diberikan lipit pantas (kupnaad). Metode Drapping ini hanya dapat dikerjakan untuk orang lain dan banyak dilakukan sebelum konstruksi pola berkembang.

2)        Konstruksi Pola

Konstruksi pola adalah pola yang dibuat berdasarkan ukuran yang dari bagian-bagian yang diperhitungkan secara matematis dan gambar pada kertas sehingga tergambar bentuk badan muka dan belakang, rok dan lain-lain (Widjiningsih, 1994:3).

Dengan konstruksi pola ini dapat dibuat bermacam-macam busana. Menurut Porrie Muliawan (1992:7) untuk memperoleh konstruksi pola yang baik harus menguasai hal-hal sebagai berikut:

a)        Cara mengambil macam-macam jenis ukuran harus tepat dan cermat.

b)        Cara menggambar bentuk tertentu seperti garis leher, garis lubang lengan harus lancar dan tidak ada keganjilan.

c)        Perhitungan pecahan dari ukuran yang ada dalam konstruksi harus dikuasai.

Sistem atau cara pembuatan pola kontruksi terdapat beberapa macam seperti metode So-en, Meyneke, Charman, Cuppens Guers, Frans Wenner coupe, Derssmaking, ho Twan Nio, Njo Hong Hwie, Muhawa, Edi Budiharjo.

Saat membuat pola busana, kita harus memperhatikan beberapa hal seperti:

    Sewaktu mengambil ukuran harus benar tepat dan cermat. Model diikat dengan peter ban pada beberapa bagian tubuh. Model harus berdiri dengan tegap jangan sampai membungkuk.
    Cara menggambarkan lengkungan-lengkungan pola pada busana harus luwes, seperti menggambar kerung lengan. kerung leher, garis panggul dan lain-lain.
    Perhitungan yang dilakukan harus cermat dan teliti sesuai dengan rumus, agar hasil yang diperoleh benar.

        Penerapan pembuatan pola menggunakan pola dasar mayneke.

    c.         Teknologi Busana

Teknologi busana adalah cara atau teknik pembuatan busana agar hasilnya menarik dan nyaman dipakai (Nanie Asri Yuliati, 1993). Busana yang berkualitas tinggi biasnya penyelesaiannya menggunakan tangan seperti pengeliman, penyelesaian kampuh, penyelesaian lapisan, sehingga memakan waktu yang relatif lama dan membutuhkan ketelatenan. Teknologi pembuatan busana terdiri dari:

d)        Teknologi penyambungan (kampuh)

Kampuh adalah kelebihan jahitan atau tambahan jahitan untuk menghubungkan dua bagian dari busana yang dijahit (Nanie Asri Yulianti, 1993). Kampuh ada dua macam yaitu kampuh buka dan kampuh tutup.


1)        Kampuh Buka

Kampuh buka adalah kelebihan jahitan yang dihubungkan dua bagian dari busana yang dijahit secara terbuka. Cara menjahitnya yaitu:

a)        Kampuh – kampuh yang akan dijahit disatukan, kemudian dijahit dengan jarak sedang tepat pada garis pola.

b)        Kampuh yang sudah dijahit dibuka dan dipres dengan setrika.

Macam – macam kampuh buka antara lain :

a)        Kampuh buka diselesaikan dengan obras.

b)        Kampuh buka diselesaikan dengan setik mesin.

c)        Kampuh buka diseleseikan dengan rompok.

d)       Kampuh buka diselesaikan dengan zig -zag.

e)        Kampuh buka diseleseikan dengan tusuk balut.

f)         Kampuh buka diselesaikan dengan tusuk feston.
Teknik yang digunakan dalam pembuatan busana pesta malam pada kesempatan ini adalah kampuh buka diselesaikan dengan teknik dirompok kemudian disom, diterapkan pada rok pias 6.

2)        Kampuh Tutup

Kampuh tutup adalah kelebihan jahitan dari dua bagian yang tidak terbuka tetapi menjadi satu.

a)        Kampuh Balik

Kampuh yang dipakai untuk menyelesaikan pakaian anak, lenan rumah tangga dan untuk menyelesaikan pakaian dewasa wanita yang berbahan tembus terang. Ada dua macam kampuh balik yaitu kampuh balik biasa dan kampuh balik semu.

b)        Kampuh Pipih

Adalah yang digunakan untuk pakaian bayi dan pakaian pria.

c)        Kampuh Perancis

Kampuh yang dipakai bolak-balik, kampuh ini pada bagian baik buruknya terdapat dua jalur setikan.

e)         Teknologi pelapisan/ lining

Pelapisan yaitu kain untuk melapisi kain yang bahannya tipis atau kain yang terasa gatal dikulit.

Linningadalah kain pelapis busana dan penutup jahitan sehingga busana tampak rapi, baik dari luar maupun bagian dari dalam.
Penggunaan Linning juga berfungsi untuk menjaga agar bahan utama dari pakaian tidak cepat rusak terutama untuk pakaian dari dari bahan yang berkualitas tinggi dan harganya mahal.
Dalam pemilihan linning harus disesuaikan dengan bahan pokok, bentuk busana, warna busana serta memiliki karakter hampir sama dengan bahan pokoknya. Contoh kain furing yaitu abute, asahi.
Menurut Nanie Asri Yuliati (1993) teknik pemasangan linning ada dua cara yaitu :

1)   Teknik lepas yaitu teknik pemasangan antara bagian bahan utama dengan linning dijahit sendiri-sendiri, namun pada bagian tertentu dijahit menjadi satu untuk menyatukan kedua bagian tersebut. Misalnya pada rok yang berfuring lepas disatukan pada bagian ban pinggang.

2)   Teknik lekat yaitu teknik pemasangan antara bahan utama dengan linning dijahit menjadi satu, biasanya digunakan untuk menjahit bahan-bahan transparan.

f)          Teknologi interfacing

Interfacing adalah lapisan yang tampak dari luar, misalnya lapisan lapel krah, lapisan belahan pada tengah muka. Kegunaan interfacing ini adalah untuk memperbaiki bentuk jatuh bagian-bagian busana sehingga terlihat rapi dan indah. Di pasaran interfacing di jual dalam berbagai macam bentuk seperti kain pasir, viselin, kain keras, kain gabus dan lain-lain. Dalam menentukan interfacing hendaknya memperhatikan hal-hal dibawah ini:

    Kesesuaian dengan bahan utama
    Kesesuaian antara tebal dan tipis bahan utama
    Ketepatan penempatan bahan pelapis
    Kesesuaian dengan tujuan atau kegunaan interfacing

g)        Teknologi pengepresan

Teknologi pengepresan adalah suatu cara agar kampuh-kampuh terlihat lebih pipih dan rapi. Pengepresan ini dilakukan setiap kali selesai menjahit dengan menggunakan setrika dengan suhu yang disesuaikan dengan bahan busananya. Pada saat pengepresan untuk kain yang tipis atau mudah mengkilat sebaiknya menggunakan pelapis atau bahan lain.

Penerapan Dalam Desain Busana


Penerapan teknologi kampuh yang digunakan menggunakan kampuh buka dan dibagian bawah rok menggunakan penyelesaian wallsoom yang kemudian di ssom gulung.

Tips Aman Merawat Busana Pesta


1. Biasanya busana pesta terbuat dari materi bahan halus seperti crepe, sutra, taffeta, brokat, lace georgette atau satin. Untuk bahan-bahan jenis ini sebaiknya Anda menggunakan pencucian dry clean.

2. Cara lain, rendam dalam larutan pencuci (detergent), biarkan selama 10 menit, peras lembut dan jemur menggunakan gantungan. Ketika menjemur tidak perlu di terik matahari langsung, cukup diangin-anginkan saja.

3. Simpan dalam lemari dengan cara digantung atau dilipat, tergantung jenis bahan dan potongan baju

4. Keluarkan busana sebulan atau dua bulan sekali dari dalam lemari untuk diangin-anginkan. Cara ini dapat menghindari jamur akibat penyimpanan dalam waktu lama dalam lemari

Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang cara membuat pola gaun pesta

, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang Bagian I: Tekstil dan Produk Tekstil

. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.
buka mesin jahit : https://echafashionboutique.wordpress.com/2012/10/28/busana-pesta/
Continue reading BUSANA PESTA
, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Bagian I: Tekstil dan Produk Tekstil

Bagian I: Tekstil dan Produk Tekstil

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
Bagian I: Tekstil dan Produk Tekstil
  contoh tenun - TEKSTIL berasal dari bahasa latin, yaitu textiles yang berarti menenun atau tenunan. Namun secara umum tekstil diartikan sebagai sebuah barang/benda yang bahan bakunya berasal dari serat (umumnya adalah kapas, poliester, rayon) yang dipintal (spinning) menjadi benang dan kemudian dianyam/ditenun (weaving) atau dirajut (knitting) menjadi kain yang setelah dilakukan penyempurnaan (finishing) digunakan untuk bahan baku produk tekstil. Produk tekstil disini adalah pakaian jadi (garment), tekstil rumah tangga, dan kebutuhan industri.

SERAT merupakan bahan baku yang paling utama untuk tekstil. Serat adalah benda padat yang mempunyai ciri atau bentuk khusus yaitu ukuran panjangnya relatif lebih besar dari ukuran lebarnya. Serat diperoleh/berasal dari alam dan buatan, yang secara rinci sebagai berikut:

    Serat alam (natural fibers), adalah serat nabati (seperti kapas, linen, ramie, kapok, rosela, jute, sisal, manila, coconut, daun/sisal, sabut) dan serat hewani (seperti wool, sutera, cashmere, llama, unta, alpaca, vicuna).
    Serat buatan (man made fibers), adalah artificial fiber (seperti rayon, acetate), synthetics fiber (seperti polyester/tetoron, acrylic, nylon/poliamida), dan mineral (seperti asbes, gelas, logam).

Untuk tekstil, serat yang banyak dipergunakan adalah:


    Kapas, adalah serat yang diperoleh dari biji tanaman kapas, yaitu sejenis tanaman perdu dan banyak digunakan untuk pakaian karena sifatnya yang menyerap keringat, sehingga nyaman dipakai dan stabilitas dimensi yang baik.
    Rayon, berasal dari kayu yang dimurnikan dan dengan zat-zat kimia. Banyak dipergunakan untuk tekstil rumah tangga seperti kain tirai/gorden, penutup kursi dan meja, kain renda, kain halus untuk pakaian dan pakaian dalam. Campuran rayon dan polyester banyak digunakan untuk bahan pakaian.
    Poliester, dibuat dari minyak bumi, yaitu asam tereftalat yang telah dimurnikan (pirified terephtalate acid/PTA) dan ethylene glycol. Poliester banyak digunakan untuk bahan pakaian (dicampur dengan kapas/rayon), dasi, kain tirai/gorden, tekstil industri (conveyor, isolator), pipa pemadam kebakaran, tali temali, jala, kain layar dan terpal.
    Sedangkan serat lainnya untuk tekstil adalah:
        Poliamida/Nilon, digunakan untuk stocking/kaos kaki, kain parasut, tali temali, terpal, jala, belt untuk industri, kain ban, tali pancing, karpet, kain penyaring.
        Poliuretan (spandex), digunakan untuk pakaian wanita, ikat pinggang, kaos tangan bedah, kaos kaki.
        Polietilena, digunakan untuk kain pelapis di furniture/tempat duduk mobil, kain untuk pakaian pelindung di industri yang menggunakan zat-zat kimia yang korosif, kain penyaring untuk penyaringan dengan suhu rendah, kain efek empuk.
        Polipropilena, digunakan untuk keperluan industri, tali temali, karung pembungkus, jala ikan, permadani/carpet.
        Poliakrilik, digunakan untuk selimut, k
ain rajut untuk sweater, baju hangat, scarft, tirai jendela, pakaian pelindung zat kimia, kain penyaring zat kimia, water softener filter, kain-lain berbulu.
        Serat Gelas, digunakan untuk isolasi listrik, kaos lampu, pembungkus kawat tembaga, pembungkus kabel listrik.
        Serat Carbon, digunakan untuk bodi pesawat terbang dan pesawat luar angkasa.
        Serat Metal/Logam, digunakan untuk benang hias baik di tekstil rumah tangga maupun tekstil pakaian.

Serat dari segi sifat bahannya dibedakan menjadi dua jenis/bentuk, yaitu:


    Filament, adalah serat yang sangat panjang yang panjangnya sejauh sampai habisnya bahan terulur. Semua serat buatan pada awalnya dibuat dalam bentuk filamen.
    Stapel, adalah serat pendek dan umumnya serat alam berbentuk stapel.

BENANG berasal dari serat yang dipintal. Jenis-jenis benang dapat diketahui dari:


    Berdasarkan Urutan Prosesnya.
        Carded Yarn (benang garuk) yang bahan bakunya berasal dari cotton, rayon dan plyester.
        Combed Yarn (benang sisir) yang bahan bakunya adalah cotton.
        Blended Yarn (benang campur) yang bahan bakunya campuran antara dua jenis serat, yaitu polyester dengan rayon atau polyester dengan cotton atau rayon dengan cotton.
        Open End Yarn (OE) yang bahan bakunya adalah cotton dan polyester.
    Berdasarkan Konstruksinya.
        Single Yarn (benang tunggal) adalah benang yang terdiri dari satu helai.
        Double Yarn (benang rangkap) adalah benang yang terdiri dari dua benang atau lebih tanpa di twist.
        Multifold Yarn (benang gintir) adalah benang yang terdiri dari dua helai atau lebih yang dijadikan satu dengan diberi twist.
    Berdasarkan Panjang Seratnya.
        Staple Yarn (benang staple) adalah benang yang tersusun dari serat staple atau serat buatan dalam bentuk staple.
        Filament Yarn (benang filament) adalah benang yang tersusun dari serat buatan yang berupa filament.
    Berdasarkan Penggunaannya.
        Warp Yarn (benang lusi) adalah benang yang digunakan untuk arah panjang kain pada proses weaving.
        Weft Yarn (benang pakan) adalah benang yang digunakan untuk arah lebar kain pada proses weaving.
        Knitting Yarn (benang rajut) adalah benang yang digunakan untuk pembuatan kain rajut (knitting fabric).
        Sewing Thread (benang jahit) adalah benang yang digunakan unt
uk menjahit.
        Fancy Yarn (benang hias) adalah benang yang dibuat dengan efek hias pada twistnya, antara lain seperti slub yarn.
    Berdasarkan Bahan Bakunya, yaitu: benang cotton, benang polyester, benang rayon, benang nylon, benang akrilik, benang polipropilen, benang R/C (benang rayon/cotton), benang T/R (benang polyester/rayon), benang T/C (benang polyester/cotton), dan lain-lain.

KAIN merupakan hasil proses dari benang-benang yang dianyam/ditenun atau dirajut. Namun benang hasil pemintalan tidak bisa langsung ditenun atau dirajut, karena akan mudah putus ketika terjadi pergesekan antara benang lusi dan benang pakan pada waktu proses. Oleh sebab itu ada proses pekerjaan yang harus dipersiapkan terlebih dahulu sebelum benang-benang tersebut ditenun atau dirajut. Proses tersebut secara berurutan:

    Benang-benang yang dari mesin pintal (ring spinning) berbentuk gulungan palet cones lalu digulung kembali melalui mesin penggulung (winding machine) menjadi bentuk gulungan cones, dengan maksud untuk proses selanjutnya agar lebih mudah dipasangkan pada mesin penggulungan (reeling)  dalam proses pensejajaran benang arah lusi (warping).
        Apabila dikehendaki kain yang dihasilkan memiliki efek warna antara lusi dan pakan seperti Kain Sarung atau Kain Motif, maka benangnya terlebih dahulu mengalami proses pencelupan benang (yarn dyed);
    Setelah itu agar benang lebih licin agar tidak mudah putus ketika bergesekan, maka diproses ke sizing machine untuk dikanji;
    Setelah kering dari pengkanjian, benang-benang baru bisa diproses untuk ditenun atau dirajut.
    Proses tersebut, baik ditenun (dengan benang lusi dan pakan di mesin tenun) atau dirajut (rajut lusi dan pakan di mesin rajut) dengan cara gerakan silang-menyilang antara dua benang yang dilakukan secara teratur dan terus-menerus serta berulang kali dengan gerakan yang sama sehingga menjadi sebuah bentuk anyaman tertentu. 

Jenis-jenis kain dapat dibedakan menjadi tiga kelompok besar, yaitu:

    Kain Grey atau Kain Blacu, yaitu kain yang paling sederhana atau kain yang setelah ditenun kemudian dikanji dan diseterika namun tidak mengalami proses pemasakan dan pemutihan.
    Kain Finished adalah kain grey yang telah melalui proses-proses pemasakan, pemutihan, pencelupan (dyeing), pewarnaan (colouring), dan pencapan (printing). Secara umum, nama kainnya, antara lain seperti: Kain Putih (untuk pakaian jadi yang biasanya diberi warna dan/atau dicap), Kain Mori (khusus untuk keperluan batik), Kain Percal (biasanya untuk pakaian jadi yang berkualitas), Kain Shirting (biasanya untuk pakaian dalam, sprei, sarung bantal), Kain Gabardine (biasanya untuk pakaian musim dingin), Kain Satin/Sateen (untuk dirangkap, penutup, penghias jendela), Kain Damas (biasanya untuk taplak meja, dekorasi mebel, serbet,), Kain Diaper (untuk popok bayi atau yang sejenisnya, karena kain ini mudah menyerap air), Kain Markis (untuk kelambu dan sejenisnya).
    Kain Rajut, kainnya lebih halus dan lebih lemas dengan sifat kainnyapun lebih elastis dan daya tembus udara lebih besar daripada kain tenun dan banyak digunakan untuk pakaian dalam (underwear), kaos kaki, shirt, sweaters atau overcoats, dan lainnya.
    Kain Non Woven, adalah semua kain yang bukan kain tenun dan kain rajut.

PRODUK TEKSTIL adalah hasil pengolahan lebih lanjut dari tekstil, baik yang setengah jadi maupun yang telah jadi. Yang termasuk dalam produk tekstil adalah:

    Pakaian jadi/clothing/garment adalah berbagai jenis pakaian yang siap pakai (ready to wear) dalam berbagai ukuran standar, antara lain: pakaian pria dan wanita (dewasa dan anak-anak), pakaian pelindung (mantel, jacket, sweater), pakaian seragam, pakaian olah raga, dan lain-lain. Pakaian jadi ini harus dibedakan dengan apparel, karena apparal ini selain mencakup pakaian jadi juga mencakup berbagai accessories seperti: sepatu, tas, perhiasan, tutup kepala atau kerudung, dasi, kaos kaki, dan accessories lainnya.
    Tekstil rumah tangga/house hold, seperti: bed linen, table linen, toilet linen, kitchen linen, curtain, dan lain-lain.
    Kebutuhan industri/industrial use, antara lain: canvas, saringan, tekstil rumah sakit, keperluan angkatan perang termasuk ruang angkasa, dan lain-lain.


Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang contoh tenun
, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang Bahan dan peralatan tenun tapis

. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.
buka mesin jahit : https://egismy.wordpress.com/2008/02/16/bagian-i-tekstil-dan-produk-tekstil/
Continue reading Bagian I: Tekstil dan Produk Tekstil
, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Bahan dan peralatan tenun tapis

 Bahan dan peralatan tenun tapis

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
 Bahan dan peralatan tenun tapis
 alat dan bahan untuk membuat tenunan - Bahan dasar
Kain tapis Lampung yang merupakan kerajinan tenun tradisional masyarakat Lampung ini dibuat dari benang katun dan benang emas. Benang katun adalah benang yang berasal dari bahan kapas dan digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan kain tapis, sedangkan benang emas dipakai untuk membuat ragam hias pada tapis dengan sistim sulam. tapis

Pada tahun 1950, para pengrajin tapis masih menggunakan bahan hasil pengolahan sendiri, khususnya untuk bahan tenun. Proses pengolahannya menggunakan sistim ikat, sedangkan penggunaan benang emas telah dikenal sejak lama.
Bahan-bahan baku itu antara lain:

    Khambak/kapas digunakan untuk membuat benang.
    Kepompong ulat sutera untuk membuat benang sutera.
    Pantis/lilin sarang lebah untuk meregangkan benang.
    Akar serai wangi untuk pengawet benang.
    Daun sirih untuk membuat warna kain tidak luntur.
    Buah pinang muda, daun pacar, kulit kayu kejal untuk pewarna merah.
    Kulit kayu salam, kulit kayu rambutan untuk pewarna hitam.
    Kulit kayu mahoni atau kalit kayu durian untuk pewarna coklat.
    Buah deduku atau daun talom untuk pewarna biru.
    Kunyit dan kapur sirih untuk pewarna kuning.



Pada saat ini bahan-bahan tersebut diatas sudah jarang digunakan lagi, oleh karena pengganti bahan-bahan diatas tersebut sudah banyak diperdagangkan di pasaran.
Peralatan tenun kain tapis
Proses pembuatan tenun kain tapis menggunakn peralatan-peralatan sebagai berikut:
Sesang yaitu alat untuk menyusun benang sebelum dipasang pada alat tenun.
Mattakh yaitu alat untuk menenun kain tapis yang terdiri dari bagian alat-alat:

    Terikan (alat menggulung benang)
    Cacap (alat untuk meletakkan alat-alat mettakh)
    Belida (alat untuk merapatkan benang)
    Kusuran (alat untuk menyusun benang dan memisahkan benang)
    Apik (alat untuk menahan rentangan ben
ang dan menggulung hasil tenunan)
    Guyun (alat untuk mengatur benang)
    Ijan atau Peneken (tunjangan kaki penenun)
    Sekeli (alat untuk tempat gulungan benang pakan, yaitu benang yang dimasukkan melintang)
    Terupong/Teropong (alat untuk memasukkan benang pakan ke tenunan)
    Amben (alat penahan punggung penenun)
    Tekang yaitu alat untuk merentangkan kain pada saat menyulam benang emas.


Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang alat dan bahan untuk membuat tenunan

, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang Cara Menggunakan Mesin Jahit

. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.
buka mesin jahit : http://rudimarfai.blogspot.co.id/2010/09/bahan-dan-peralatan-tenun-tapis.html
Continue reading Bahan dan peralatan tenun tapis